Thursday 19 July 2018

MEMAKNAI AKSARA DASABAYU

Aksara Bali memiliki makna dan nilai aksara yang khas terkait dengan filsafat Hindu.  Ketidaktahuan sebagian masyarakat Hindu di Bali pada nilai filosofis aksara, disebabkan oleh paham ajewera yaitu larangan untuk mengetahui sesuatu hal yang dianggap keramat yang kemudian melahirkan gugon tuwon.  Nilai magis yang terdapat pada aksara adalah fakta subyektif, dikatakan sebagai fakta karena orang ataupun masyarakat mempercayainya.Namun dalam penggunaanya, hakekat dari aksara tersebut tentu harus diketahui sehingga tidak lagi muncul istilah gugon tuwon.
Ada beragam aksara yang dipergunakan sebagai nyasa oleh umat Hindu di Bali, dan yang umum dikenal adalah Sad Dasaksara enam belas jumlahnya terdiri dari Sang, Bang , Tang , Ang, Ing , Nang, Mang , Sing , Wang , Yang, Ang, Ah, Ang, Ung, Mang, dan Ongkara.  
Sad Dasaksara
Selain aksara tersebut, ada aksara yang disebut aksara dasa bayu yang tetntunya sering dilihat dalam kajang, aled caru ataupun ulap-ulap. Tidak seperti sad dasaksara yang cukup lumbrah diketahui masyarakat, aksara dasabayu menurut penulis kurang dikenal akan pemaknaannya, membuat penulis mencoba mengulas sependek pengetahuan penulis. Adapun salah satu penggunaan aksara dasa bayu seperti di bawah ini:
Sumber Gambar : suaranusapenida.wordpress.com
Aksara dasa bayu suaranya adalah Om i a ksa ma ra lu wa ya um.
¿þ, Ong  disebut prana, menyebabkan bisa bernafas.
÷, I disebut apana, menyebabkan adanya nafsu.
Á, A disebut samana, menyebabkan adanya sari.
k×, Ksa disebut udana, menyebabkan gerak kedip.
m, Ma disebut syana, menyebabkan adanya gerak sendi.
r, Ra disebut naga, menyebabkan dapat memeluk.
lu, Lu disebut kumara,  menyebabkan dapat gemetar.
w,   Wa disebut krakara, menyebabkan dapat bersin.
y, Ya disebut dewadatta, menyebabkan dapat menguap.
öû , Ang Um disebut dananjaya, menyebabkan adanya gerak suara (Nyoka, 1994 : 42).

Penjelasan lengkap akan aksara dasa bayu bisa membaca teks lontar wraspati tattwa, dan penulis menyelipkan penggalan teks dari lontar tersebut.
Ika ta nadi kabeh, yatika tamesi bayu, sapuluh prakaranya, lwirnya dya, prana, apana, samana, udana, byana, naga, kurmara, krekara, dewadata, dananjaya nahan prakaraning bayu, matangyan akweh lwirnya, kapwa dudu gawenya sowang-sowang, dudu warnnanya, mukeprano hyadopanah, samano hredi sang statah, udane amasta kejnyeyah, byaning sarwwa nggasan ditu. Ikang bayu si prana, yeka aneng tutuk, lawan irung, pinake swasaga wedya, ridada inganya isor, ya lumakwan ikang bayu kabeh. Sukrama tretya dobayuh, apanah kena sang statah. Ikang bayu siapana, aneng silit, tkeng purusa, sukla swanita gawenya, lawan mangising mangeyeh mangentut.Pitabhakryam kreta andadyat, watapitam tawanilah, sapanaga tiga tresu, sapanakna papa arutap. Ikanga bayu sasamana, aneng ati, gawenya ngkana, sarining pinangan, yeka winehnya matmahan ampru
Putra (1998 : 41-44) membuat ringkasan penjelasannya sebagai berikut ,

Sepuluh nadi utama ini disebut saluran prana. Sepuluh prana diterangan oleh Siwa adalah prana, apana, samana, udana, vyana, naga, kurma, krakara, devadatta, dhananjaya. Angin itu berbeda-beda. Prana ada di mulut. Apana terletak di bawah, samana di jantung, udana di kepala, vyana di seluruh persendian tangan dan kaki. Angin prana ada di mulut dan hidung. Tugasnya untuk mengeluarkan nafas. Prana juga ada di dalam dada. Semua angin yang lain bergerak karena prana. Apana (angin yang lebih rendah) ada pada sperma dan air seni. Angin apana ada pada dubur dan alat kelamin. Fungsinya untuk mengeluarkan sperma, darah, kotoran, dan air seni. Fungsi lain untuk buang angin. Samana yang diminum menghasilkan darah, apa yang dimakan menjadi empedu, dan apa yang dicium menjadi lendir. Angin yang disebut samana bekerja merata di seluruh badan. Angin samana ada di hati. Tugasnya adalah merubah zat makanan menjadi empedu, zat minuman menjadi darah dan zat yang dicium menjadi lendir yaitu ingus dan ludah. Itulah fungsinya angin samana yang ada di hati.  angin udana menggerakkan bagian-bagian yang vital angin udana ada di dalam tengkorok. Fungsinya adalah untuk mengerakkan mata, untuk mengerutkan dahi dan untuk menumbuhkan rambut. Vyana, vyana diartikan sebagai pemisah. Ia memperparah penyakit. Ia menggerakkan. Ia menyebabkan marah dan usia tua. Angin vyana ada di seluruh persendian anggota badan. Fungsinya adalah utuk berjalan, merentangkan, menyentuh, seluruh gerakan persendian anggota badan, disamping itu untuk fungsi ketidak sadaran, marah dan usia tua. Naga, kurma, krkara, devadatta, dhananjaya. Naga ada bila menyemburkan, kurma bila membuka mata, krkara bila bersin dan devadatta bila menguap. Fungsi angin naga ialah untuk menyemburkan (muntah). Fungsi angin krkara untuk bersin. Fungsi angin devadatta untuk menguap. Fungsi angin dhananjaya untuk menghasilkan suara. Pada saat meninggal, angin dhananjaya tetap berada di dalam jenazah. Semua angin itu sebenarnya satu. Oleh karena masing-masing mempunyai tugas, maka angin itu dibagi menjadi beberapa jenis. Karena itu ia apapun namanya, untuk membeda-bedakannya. Inilah yang mengikat aturan dengan badan. Ikatan itu sangat kuat. Oleh sebab itu atman merasa damai, bila pindah ke alam lain yang disebut dengan pancapada sebagi tempat atman yang berwujud.
Share:

4 komentar:

  1. Terimakasih Pencerahannya Guru

    ReplyDelete
  2. OM Swastyastu
    Bagus karyanya, semoga dapat menguatkan sraddha bagi yang membacanya

    Hormat saya

    I KETUT DONDER

    ReplyDelete
  3. Om swastyastu,,
    Bagaimana Dasa vayu menurut Kanda Pat? Mohon pencerahannya,,, matur suksma Guru

    ReplyDelete
  4. Suksma atas ilmunya

    ReplyDelete

NGIRING SARENG-SARENG NEES PANGLIMBAK COVID-19 RING BALI

PANGUPAYA NAMBAKIN COVID-19

Self-quarantine-is-recommended-for-individuals-who-have-been-directly-exposed-to-the-new-Coronavirus-or-have-history-of-travel-in-infected-or-heavily-populated-areas SAMPUNANG KIJA-KIJA SELAMI PANDEMI COVID-19