|
Praktek Pemasangan Kajang dalam Upacara Ngaskara |
Agama
Hindu, dalam setiap ritual keagamaanya tentunya tidak bisa terlepas dari
penggunaan simbol-simbol keagamaan, dan setiap klen memiliki sanggah kawitan, pendeta, bade,
patulangan, dan kajang tertentu yang digunakan dalam upacara ngaben, yang juga dikaitkan dengan
asal-usul keturunan. Berkaitan dengan kajang, sistem
pelapisan sosial juga tampak dari adanya beberapa jenis kajang, yaitu Kajang Brahmana, Kajang Ksatrya, Kajang Wesya, dan juga kajang sesuai dengan garis
keturunan masing-masing. Kajang merupakan salah satu
sarana yang mesti ada dalam upacara pengabenan.
Oleh karenanya, sosialisasi berkaitan dengan kajang penting kiranya dilaksanakan. Seperti halnya yang
dilaksanakan Panglingsir dan Pasemetonan Lanang Ceramcam dengan menghadirkan
para sulinggih Paiketan Sulinggih Sri Nararya Damar Bali, diantaranya Ida Rsi
Agung Bhagawan Damarjaya Pemecutan, Ida Ratu Rsi Agung Dharma Putra Adnyana
Gria Agung Lanang Padangsambean, Ida Ratu Rsi Agung Bhagawan Hyang Anulup
Pemecutan, Ida Ratu Rsi Agung Bhagawan Dawan, dan Ida Rsi Agung Bhagawan Dewa
Ngurah Gria Legian. Dengan kehadiran para sulinggih, diharapkan bisa memberikan
pencerahan dan tuntunan berkaitan dengan keberadaan leluhur dan juga kajang
yang dipergunakan. Sosialisasi kajang
yang diisi dengan praktek langsung proses pemasangan kajang, dilaksanakan di Pura Luhur Manik Makeplag (Minggu, 7 April
2019). Selain pemaparan dan praktek langsung pemasangan kajang dengan dituntun
Ida Rsi Agung, disela acara juga dipaparkan akan sejarah keberadaan Pura Luhur
Manik Makeplag yang dipercaya sebagai linggih Ida Bhatari Dewi Danu.
|
Penyerahan Punia berupa tateken kepada Paiketan Sulinggih Sri Nararya Damar Bali |
Kegiatan
sosialisasi dihadiri pula oleh Panglingsir Puri Pamecutan dan pasemetonan Puri.
Dalam penyampaiannya, Ida Ratu Sri Agung Bhagawan Damar Jaya Pemecutan
memaparkan, apapun garis keturunannya baik itu arya kenceng, arya belog,
leluhurnya adalah Sri Nararya Damar. Beliau menekankan pentingnya kegiatan ini untuk
menyamakan persepsi pasemetonan, sehingga sebelumnya telah dilaksanakan pula seminar-seminar
berkaitan dengan penggunaan kajang, urutan pemasangan kajang ketika pangaskara, ada yang disebut dengan recadana, kajang kawitan dan kajang
lainnya yang telah disepakati berdasarkan atas sastra. Ida Rsi Agung juga
menyinggung masalah sarana ukur, agar
paling nista menggunakan 175 uang kepeng, atau kelipatannya.
Sosialisasi juga diisi dengan penyerahan buku tentang
kajang kepada Pasemetonan Lanang Ceramcam serta punia dari Lanang Ceramcam berupa teteken
kepada para sulinggih, serta penyerahang tongkat komando kepada Pangelingsir Lanang
Dawan dan Lanang Ceramcam. Ida Ratu Rsi
Agung Dharma Putra Adnyana yang juga merupakan Penasehat Paguyuban Bakti Marga,
menekankan dengan banyaknya prati sentana
Sri Nararya Damar Bali, penting kiranya agar prati sentanan Ida
mengetahui dan menggunakan kajang kawitannya, karena selama ini prati sentanan
Ida Sri Nararya Damar Bali menggunanakan kajang
dari gria lain. Kajang yang merupakan
identitas dari klen/ soroh ini, diharapkan bisa mengatarkan Sang Inaskara yang diupacarai, bisa bertemu
dengan kawitan, yang pada akhirnya bisa kembali pada Sangkan Paraning
Dumadi.
|
Foto Bersama Paiketan Sulinggih Sri Nararya Damar Bali dengan Pangelingsir Lanang Dawan dan Lanang Ceramcam |