Aksara modre adalah aksara yang digunakan untuk menuliskan hal-hal
yang bersifat magis, seperti japamantra. Modre menurut kamus
Bali Indonesia (2000: 1069) artinya aksara suci yang bersifat rahasia. Kaler
(tt) menyatakan bahwa modré adalah aksara
yang berhubungan dangan hal kadyatmikan,
misalnya : japa-mantra, perlambang
(simbol) dalam keagamaan, upacara dan yang berhubungan dengan dunia kegaiban,
doa-doa dan pengobatan.
Modre dalam kebudayaan Bali, menurut Suastika
(2005 : 251), bahwa terdapat kesejajaran arti dengan kaligrafi yang lebih
menitikberatkan artinya kepada aspek keindahan huruf yang dimunculkan dalam
proses penciptaannya. Kaligrafi
diartikan sebagai seni menulis indah dengan pena. Modré
tidak hanya sebuah tulisan yang indah, tetapi tulisan keagamaan yang berisikan
tentang pengetahuan keagamaan yang dijadikan simbol dalam mengekspresikan
hal-hal suci dan magis, sakral, biasanya digunakan dalam kegiatan ritual
keagamaan Hindu, bermakna sebagai ekspresi terdalam untuk mencari kedalaman
bathin, perasaan, keseimbangan melalui simbol suci dalam menghubungkan diri
terhadap Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi Wasa)
(Suastika, 2005 : 250).
Dari
berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aksara Bali adalah lambang
bahasa lisan yang diwujudkan dalam bentuk visual dengan wujud tertentu yang
dirangkaikan menurut sistem tertentu sehingga menjadi tulisan yang bermakna dan
berfungsi sebagai alat komunikasi antara masyarakat Bali. Modré
adalah aksara suci, yang ditulis indah, berisikan tentang pengetahuan keagamaan
yang dijadikan simbol dalam mengekspresikan hal-hal suci dan magis, sakral
biasanya digunakan dalam kegiatan ritual keagamaan Hindu, bermakna sebagai
ekspresi terdalam untuk mencari kedalaman bathin.
Ranem (2010) menyatakan aksara modre adalah aksara yang difungsikan sebagai aksara suci. Aksara modre dapat dibagi lagi menjadi
dua jenis yaitu aksara wijaksara dan krakah modre. Aksara wijaksara adalah aksara suci
yang dibangun atau dibentuk oleh aksara-aksara dasar dalam bahasa Bali yaitu
aksara swalalita, yang biasanya ditambahkan dengan pangangge ulu
candra ( ¨¨¨¸ )
atau ulu ricem ( ¨ ¨¨´¾¾ ) sebagai simbol dan ciri khas aksara wijaksara ataupun krakah modre.
Dalam kehidupan sosial kebahasaan masyarakat Bali yang religius diketemukan
beberapa macam jenis aksara wijaksara.
Penamaannya biasanya berdasarkan jumlah silabel yang membentuknya. Adapun contoh aksara wijaksara yaitu aksara panca brahma yang
berjumlah 5 silabis yaitu sº, Sang ,
b¸, Bang, t¸, Tang, ö, Ang, ÷¸¾, Ing (Ranem, 2010: 15).
Krakah modre atau
aksara modre dalam aksara Bali berupa kaligrafi yang berfungsi sebagai
lambang atau niasa dibandingkan penggunaannya sebagai aksara
komunikasi. Aksara modre adalah
aksara yang ditutup dengan anusuara, yang sulit dibaca karena memperoleh
perlengkapan busana, pangangge aksara dengan berbagai variasi, tidak
sesuai dengan aturan tata bahasa Bali, apalagi ditulis sebagai lukisan atau
gambar, berwujud simbol atau lambang, yang berkekuatan magis religius. Untuk membacanya dibutuhkan buku petunjuk
khusus yang telah disusun untuk keperluan tersebut (Nala, 2006: 28).
Aksara modre digolongkan ke dalam beberapa golongan menurut
kesukaran dan kerumitannya dalam membaca sebagai berikut :
1. Aksara modre yang mudah dibaca.
Aksara modre yang sedikit
mudah dibaca karena hanya mempergunakan satu sampai tiga lambang aksara swalalita
dengan pangangge-nya atau sedikit lukisan yang menyertainya. Adapun beberapa contoh aksaranya antara lain
:
ýË
;‰Ë±
5ˉ
ûW‰Í
Om Ra Hrung Mrang Ewang
eGŠÍ
hŠßÝŠ
ÁŠà݉mŠ
Griyong Ang-Ung-Mang Ang-Mang-Ung
2. Aksara modre yang sulit dibaca
Aksara modre yang sulit
dibaca adalah aksara yang mempergunakan beberapa aksara swalalita
beserta panganggenya yang ditulis berderet atau bersusun dan bentuknya
sudah agak berubah. Adapun contohnya
antara lain :
eŠbŠàËïoŠÝŠ
eÁ‰àð¿¿oŠÍgðŠ;
Á‰ËÜŠwÚËŠoŠlÚËŠo,
(eng-bang-mang-ung) (eng-ang-mang-ung-ah) (ang-wang-ling)
ÁŠàðoŠ
tÎŠí±¿¿oŠ
(ang-mang-ung) (trung-wung)
3. Aksara modre yang tidak dapat
dibaca
Aksara modre yang tidak dapat dibaca maksudnya adalah aksara modre
yang tidak dapat dibaca secara langsung dengan pengetahuan kita terhadap aksara
dasar, karena aksara ini tidak tersusun atas aksara dasar dan atau panganggenya. Untuk membacanya kita memerlukan kamus aksara
yang namanya aji griguh. Adapun
contoh aksaranya antara lain :
;™
eŠ ö
2ï4Š
eΊ
,Š åŠÝŠ¿¿;Š
/
Š
Šu
enŠË -○) (○○○)(○- ¿;Š5‰;‰<Š4<‰+™ì
Deretan aksara di atas kira-kira dapat dibaca sebagai (Ham eng ang wong
hrim ang ang ung mang ng ong ung mang mang bang ang aing ong sing sring mang
ong) (diolah dari Nala, 2006)
Mengenai contoh aksara modre, tidak di jelaskan,
namun pada penjelasan pangangge suara, ada disebutkan pangangge suara yang termasuk aksara modre
antara lain :
¨¨¨¸, ulu candra, contohnya :ö,û,½.
¨ ¨¨´¾¾,¾¾¾ulu ricem,
contohnya: 3´,sidÒ´.
0 komentar:
Post a Comment