Bahasa bali harus mendapatkan perhatian serius sebagai identitas
kebudayaan masyarakat Bali. Bahasa Bali juga merupakan penyangga budaya Bali, sehingga perlu dibina dan diberdayakan untuk merevitalisasi jati diri dan
penguatan integritas bangsa. Namun dalam
upaya pelestarian bahasa Bali, tentunya memerlukan upaya-upaya kekinian di tengah
serbuan arus globalisasi. Hal ini menggugah niat mulia pemuda kelahiran Bestala
Buleleng, Ketut Sidang Partayasa dalam mengemas bahasa Bali sehingga semakin
memasyarakat, utamanya pada generasi milinial.
Design baju merupakan sarananya dalam berkarya sekaligus
mensosialisasikan keberadaaan bahasa Bali. Lewat fanspage Awake oblong Bali https://www.facebook.com/awake.awake.923, pemuda yang sering disapa Tud Partha memajang baju-baju designnya yang tidak
pernah lepas dari aksara Bali, kruna
bahasa Bali ataupun satir-satir Bali. Upayanya tentu tidak sia-sia, belakangan
ini banyak pemuda Bali utamanya tamatan sastra Bali memesan baju buatannya.
Masa depan kebudayaan pulau dewata utamanya bahasa Bali tergantung
dari kesadaran dan tanggungjawab semua elemen masyarakat mulai dari cendekiawan,
mahasiswa, seniman hingga para pemimpin. Kita bisa mengajegkan Bali dengan
menggunakan bahasa Bali mulai dari lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat.
0 komentar:
Post a Comment