Seni menulis di atas daun lontar merupakan salah
satu warisan budaya yang kini kian redup ditelan jaman dan ditinggalkan oleh
masyarakat Bali sebagai pewaris budaya sendiri. segelintir orang yang masih
menekuni profesi juru surat lontar.
Menulis di atas daun lontar tentunya membutuhkan
keterampilan khusus yang didapat lewat latihan secara rutin. Seni menulis
lontar sebagai warisan budaya leluhur, kian hari semakin redup dan
ditinggalkan. Hal ini merupakan tantangan besar untuk ajegnya tradisi ini ditengah
serbuan arus globalisasi. Di sisi lain, besar kebutuhan masyarakat Bali akan
keberadaan juru surat lontar. Sejauh
ini, masih sedikit sekali yang mau berkecimpung dan menekuni seni menulis
lontar. Sesunguhnya, menulis lontar merupakan potensi yang menjanjikan jika
memang mau menekuninya secara professional. Profesi juru surat lontar baru
sebatas digeluti generasi tua, walau generasi muda juga sangat berpotensi
mengambil peluang tersebut.
Pada setiap lomba nyurat lontar, banyak peserta dengan tulisan indah “tebek wayah” bahkan mataksu. Para pemenang lomba, semestinya dirangkul dinas yang berkaitan. Hal ini tentunya bisa meyakinkan generasi muda, jika keahlian menulis lontar merupakan peluang menjanjikan serta tidak menimbulkan pesimisme dalam menekuni seni budaya utamanya nyurat lontar.
0 komentar:
Post a Comment