Sunday 17 June 2018

Kelestarian Lontar Tanggung Jawab Bersama


Bali sangat kaya akan warisan budaya yang sampai kini masih terjaga keberadaannya, salah satunya berupa lontar. Namun kebanyakan masyarakat tidak memiliki kemampuan untuk membaca serta merawat warisan tersebut. Oleh karenanya, kegiatan konservasi lontar yang dilaksanakan Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali, disambut baik oleh masyarakat.
Keluarga I Ketut Segana merupakan salah satu warga dari Banjar Pacung Desa Belalang Kecamatan Kediri, yang memiliki puluhan cakep lontar. Namun selama mewarisi warisan tersebut, belum mengetahui dan menerapkan isi dari lontar yang dimiliki. Lontar miliknya juga sudah banyak yang rusak dimakan ngengat ataupun serangga lainnya. Tentunya hal ini tidak menimpa Bapak Ketut Segana saja. Hal ini tentu sangat meresahkan dan sangat disayangkan. Oleh karenanya, dalam rangka menyambut hari rasa Saraswati, Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali, khususnya Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Kediri Tabanan, melaksanakan bakti saraswati yang diimplementasikan lewat konservasi dan juga identifikasi lontar. Sangatlah penting mengedukasi masyarakat tentang tata cara merawat lontar, sehingga pola pikir masyarakat bali tentang lontar  yang selama ini hanya diupacarai dan dipandang pingit, lambat laun bisa berubah. I Ketut Segana mengatakan, lontar warisan yang diterimanya, selama ini luput akan perawatan, sehingga kebanyakan dalam keadaan rusak. Ketut Segana menekankan, memiliki warisan lontar adalah kebanggaan tersendiri, tapi akan lebih bangga jika bisa merawat dan membacanya. Munculnya kesan pingittenget yang melekat selama ini di masyarakat, tidak terlepas dari keterbatasan pengetahuan masyarakat terhadap pentinganya perawatan lontar, bahkan ada paradigma ketakutan masyarakat jika lontarnya diminta dan disimpan oleh pemerintah. Dengan keberadaan Penyuluh Bahasa Bali, paradigma tersebut semakin lama semakin hilang. Oleh karenanya, keberadaan Penyuluh Bahasa Bali sangat membantu dalam pelestarian kesusastraan bali, khususnya lontar. Puluhan cakep lontar berasil dikonservasi Penyuluh Kecataman Kediri Tabanan. Hal yang menarik perhatian, ditemukan pula lontar bertuliskan huruf arab. Hal ini menandakan bagaimana akulturasi budaya lintas agama sebagai tanda kerukunan umat beragama di Bali yang sudah terpelihara sejak dulu. Hal ini pula yang patut ditanamkan pada era sekarang, sehingga tidak ada lagi yang bisa merongrong kebhinekaan dan NKRI.
Agung Wiraloka, salah satu tim konservasi lontar mengatakan, upaya-upaya penyelamatan naskah lontar ini sangat penting dilaksanakan sebagai langkah preventif penyelamatan khazanah kebudayaan bali yang adiluhung. Apalagi naskah-naskah lontar Bali sangat sarat akan nilai kehidupan bahkan katatwan. Agung Wiraloka Natha, sangat mengharapakan kesadaran masyarakat bisa menginformasikan kepada Penyuluh Bahasa Bali jika memiliki lontar sehingga bisa dirawat, guna memperpanjang usia lontar.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

NGIRING SARENG-SARENG NEES PANGLIMBAK COVID-19 RING BALI

PANGUPAYA NAMBAKIN COVID-19

Self-quarantine-is-recommended-for-individuals-who-have-been-directly-exposed-to-the-new-Coronavirus-or-have-history-of-travel-in-infected-or-heavily-populated-areas SAMPUNANG KIJA-KIJA SELAMI PANDEMI COVID-19